Strategi Lepas dari Jerat Utang dan Pinjol (Review Channel YouTube Rory Asyari)
Dalam salah satu episode YouTube di channel Rory Asyari, host membahas strategi keluar dari jerat utang konsumtif dan pinjaman online (pinjol) bersama Yodhi CFP (Certified Financial Planner). Diskusi ini sangat relevan untuk banyak orang yang merasa terjebak oleh utang karena gaya hidup, kebutuhan mendesak, atau kurangnya perencanaan keuangan.
![]() |
| Sumber gambar: Screenshot dari video diskusi di channel YouTube Rory Asyari (Diskusi mengenai utang dan pinjaman online yang membahas penyebab, dampak, dan cara keluar dari jeratan finansial) |
Banyak yang mengira masalah utang hanya terjadi pada mereka yang bergaji kecil. Namun pengalaman Yodhi menunjukkan bahwa utang dan pinjol bisa menjerat siapa saja — baik yang gajinya UMR, gaji dua digit, bahkan mereka yang berpenghasilan ratusan juta per bulan sekalipun.
Artikel ini merangkum intisari strategi, tanda bahaya, dan langkah keluar dari jerat utang berdasarkan pembahasan tersebut.
Kenapa Orang Mudah Terjebak Utang dan Pinjol
Menurut Yodhi dalam wawancara bersama Rory Asyari, ada dua penyebab utama:
1. Kondisi Mendesak Tanpa Dana Darurat
Ketika kebutuhan mendadak muncul - seperti biaya medis, keluarga sakit, atau kebutuhan tak terduga lainnya - orang sering tidak punya dana darurat atau asuransi yang memadai. Akhirnya, pinjaman online terlihat sebagai jalan tercepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Gaya Hidup Konsumtif
Kemudahan belanja online, fitur bayar nanti (Buy Now Pay Later), dan tawaran pinjol membuat utang seakan terasa wajar. Banyak yang berpikir, “Nanti juga gajian,” atau “Bonus pasti datang.” Padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Seperti yang dibahas, literasi finansial yang rendah membuat banyak orang tidak memahami risiko utang yang mereka ambil.
Utang Tidak Pandang Gaji
Tidak sedikit orang bergaji tinggi juga terjebak utang dan pinjol. Yodhi mengatakan bahwa permasalahan utang tidak hanya terjadi pada mereka yang bergaji UMR, tetapi juga pada manajer, direktur, dan bahkan komisaris. Ini menunjukkan bahwa masalah utang lebih berkaitan dengan perilaku finansial daripada besar kecilnya pendapatan.
Pola Berbahaya: Gali Lubang Tutup Lubang
Saat utang jatuh tempo dan tidak tersedia dana, banyak orang mengambil pinjaman baru hanya untuk menutup utang lama. Pola ini dikenal sebagai gali lubang tutup lubang - dan ini justru menjebak banyak orang lebih dalam. Bunga terus menumpuk, jumlah utang makin besar, dan tekanan mental pun meningkat.
Tanda-Tanda Utang Sudah Masuk Zona Bahaya
Dalam pembahasan di YouTube, Yodhi menekankan beberapa tanda bahwa beban utang sudah mulai berlebihan:
- Membayar minimum payment kartu kredit terus menerus
- Memiliki lebih dari tiga aplikasi pinjol aktif
- Total cicilan melebihi 30% dari penghasilan bulanan
- Kebutuhan pokok dibiayai dengan utang
- Menggunakan utang untuk menutup utang yang lain
Jika satu atau dua indikator ini mulai terlihat, itu sudah menjadi tanda bahaya yang harus segera diatasi.
Strategi Keluar dari Utang dan Pinjol
Yodhi menjelaskan beberapa langkah praktis yang bisa diambil ketika seseorang sudah terjebak utang dan pinjol:
1. Stop Membuat Utang Baru
Langkah pertama yang paling penting adalah berhenti mengambil pinjaman baru. Utang baru hanya akan memperbesar beban.
2. Catat dan Kategorikan Semua Utang
Semua utang, besar kecil, harus dicatat dan diprioritaskan. Utang yang terkait barang beragunan seperti rumah dan mobil harus diselamatkan dulu karena nilainya bisa meningkat di masa depan.
3. Konsolidasi atau Refinancing
Jika kondisi masih memungkinkan, konsolidasi atau refinancing bisa membantu. Utang dari berbagai sumber digabung menjadi satu dengan tenor yang lebih panjang dan cicilan lebih ringan. Ini akan membuat perencanaan pembayaran menjadi lebih terarah.
4. Negosiasi dengan Pemberi Pinjaman
Negosiasi adalah hak nasabah. Banyak orang tidak tahu bahwa pihak pemberi pinjaman — baik bank maupun lembaga pinjol legal — memiliki kewajiban untuk memberi keringanan pembayaran bagi nasabah yang mengalami kesulitan nyata.
Negosiasi bisa dilakukan untuk:
- Mengurangi bunga atau denda
- Menghapus sebagian kewajiban
- Menyusun ulang jadwal pembayaran
Selama nasabah menunjukkan itikad baik dan kesulitan finansial yang nyata, ruang negosiasi sering terbuka.
5. Menjual Aset Non-Essential
Jika benar-benar perlu, menjual aset yang tidak esensial (seperti barang mewah atau koleksi) bisa menjadi langkah untuk melunasi utang. Namun penjualan aset penting seperti rumah sebaiknya menjadi opsi terakhir.
6. Minta Penjadwalan Ulang atau Penundaan Pembayaran
Dalam kasus utang besar seperti KPR, nasabah bisa meminta penjadwalan ulang cicilan atau penundaan sementara sampai kondisi semakin stabil.
Mindset yang Harus Dibangun
Selain strategi teknis, mindset memainkan peran penting dalam keluar dari utang:
1. Mengendalikan Godaan Konsumtif
Mengubah kebiasaan belanja instan menjadi perencanaan jangka panjang adalah kunci utama.
2. Disiplin dalam Anggaran dan Tujuan Finansial
Dengan menata anggaran dan tujuan keuangan secara disiplin, utang tidak lagi menjadi sumber tekanan emosional.
3. Mencari Support System
Utang bukan masalah ringan — tekanan mental bisa sangat berat. Berbicara dengan pasangan, sahabat, atau konsultan keuangan membantu menjaga semangat dan fokus.
Penutup
Utang dan pinjol bukan hal yang harus ditakuti, tetapi harus dipahami dan diperlakukan dengan strategi yang tepat. Dengan menghentikan pola gali lubang tutup lubang, melakukan konsolidasi atau negosiasi, dan membangun mindset yang sehat, utang dapat dikendalikan dan tidak lagi menjadi beban hidup.
Pembahasan lengkap ini kami rangkum dari episode Rory Asyari bersama Yodhi CFP yang membahas secara jujur dan mendalam soal utang, pinjol, dan cara menyelesaikannya dengan langkah nyata.
